Terperangkap Di Lubang Pencarian Jati Diri

Terperangkap Di Lubang Pencarian Jati Diri

Pagi itu aku pergi ke kota tercintaku, melepas rindu setelah sekian lama tak merasakan hiruk pikuk kota ku sendiri. Kala itu aku memperhatikan semua elemen di kota itu.anak-anak sekolah, para pedagang, tUKang ojek, ibu-ibu, pejabat, dan orang-orang tua.
Namun yang menjadi sorotan utamaku adalah siswa-siswi di kota itu, hal yang kurasa tidak etis untuuk diadegankan oleh seorang siswa-siswi, berteriak-kegirangan, dan seakan tanpa adab kepada orang yang lebih tua disekitarnya.

periaku yang menggambarkan tingkat kesopanan dan kesantunan dari seorang yang setidaknya masih memakai seragam sekolah. ya meskipun sebenarnya itu berlaku untuk siapapun dan dimanapun sopan dan santun adalah hal yang paling penting dalam etika berperilaku di sekolah , maupun masyarakat seakan terlupakan , atau bahkan tidak diajarkan atau si anak yang tidak bisa menangkap apa yang diajarkan guru atau karena lingkungan atau orang tua.

Santun adalah hal yang menjadi idaman dari setiap orang tua kepada anaknya, satu hal yang menjadi barang mewah diera sekarang. Mungkin itu menjadi hal sangat langka untuk kita temui di sekitar kita.

Namun yang pasti adalah mereka terjerumus dalam jurang pencarian jati diri, alih-alih mencobanya namun yang terjadi adalah lubang yang menelan si anak itik, menarik kegelapan yang paling dalam dan paling gelap.

mungkin sudah terlalu lama aku terdiam di kota orang dan kini ku berada di tanah kelahiranku sendiri, namun telah terasa berbeda entah apa itu aku pun tak tahu.

Namun aku masih memiliki keyakinan kearifan yang dulu ada disini, entah berapa tahun yang akan datang, akan datang dan terwujud serta menerangi masa-masa perkembangan para remaja.